Ahmadi Talk: Ajaran Islam Tentang Cinta Tanah Air

Kabar Utama114 Views

Kabar Damai I Jumat, 17 September 2021

Jakarta I Kabardamai.id I Walaupun kerap mendapatkan perilaku diskriminatif karena dianggap sebagai agama sempalan bahkan sesat oleh sebagian masyarakat namun para Ahmadi dimanapun berada selalu sabar dan tidak pernah sekalipun membalas perilaku buruk yang diberikan kepadanya.

Para Ahmadi benar-benar mempraktikkan ajaran dalam Islam agar tak membuat kerusuhan, kegaduhan yang berujung kepada kerugian bagi orang lain.

Berhubungan tentang ajaran Islam tentang cinta tanah air. Melalui kanal Ahmadi Talk,  mengulasnya serta memberikan penjelasan tentang yang harus dilakukan ketika menerima perilaku diskriminatif dari suatu bangsa atau negara.

Diawal pemaparannya, ia menjelaskan tentang sebuah kesetiaan sebagai nilai luhur manusia.

“Kesetiaan adalah salah satu sifat-sifat luhur manusia dan contoh terbaik dan paling ideal dalam menampilkan kesetiaan adalah para nabi Allah ta’ala. Didalam Islam, kesetiaan memiliki pengertian bahwa memenuhi janji terlepas dari kesulitan dalam memenuhi janjinya,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, diberbagai tempat didalam Al-quran kita akan menemukan keterangan-keterangan yang menekankan kepada umat muslim, mukmin untuk selalu memenuhi janji-janji mereka.

Sebab Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban kepada mereka atas apa yang mereka perbuat termasuk janji yang telah dibuat. Baik janji itu kepada Allah maupun kepada siapapun.

Menurutnya, tidak hanya disebutkan bahwa janji kepada umat muslimin saja tetapi kepada siapa saja termasuk kepada non muslim, janji yang kita buat harus dipenuhi. Itulah ciri dari seorang muslim dan mukmin.

Kerap muncul pertanyaan, bahwa sebagaimana umat muslim akan memprioritaskan janji kepada Allah dan Rasul serta agamanya sehingga dalam keadaannya sewaktu-waktu akan mengorbangkan janji kepada negara atau bangsanya karena janji kepada Allah akan menempati prioritas utama. Bagaimana dengan kasus semacam ini?

Baca Juga: Menyoal Ahmadiyah di Kalbar, Abdul Syukur: Jangan Mudah Terprovokasi

Mln. Lutfi menanggapi, dalam menjawab hal ini, yang paling mendasar yang harus kita ketahui sebetulnya pada dasarnya kesetiaan atau janji kepada Allah dengan janji kepada bangsa dan negara itu tidak ada pertentangan. Artinya setia atau cinta kepada bangsa dan tanah air itu gambaran dari kecintaan kepada Allah SWT atau menunaikan perintah kepada Allah SWT.

“Dalam Al-quran dikatakan bahwa kita yang selalu bersyukur kepada Allah SWT maka akan ditambah nikmatnya. Kemudian yang lain juga dikatakan bahwa barang siapa yang bersyukur kepada manusia maka ia juga bersyukur kepada Allah SWT,”.

“Barang siapa yang bersyukur hidup di tanah air atau suatu bangsanya kemudian berterima kasih kemudian membangun negerinya, setia kepada negerinya maka itu juga bentuk syukur kepada Allah SWT. Tidak ada pertentangan antara setia dan cinta Allah SWT dengan setia dan cinta kepada bangsa atau negeri,” jelasnya.

Adapula pertanyaan, bagaimana jika ada suatu bangsa, atau suatu negeri, atau suatu pemerintahan yang terang-terangan melakukan tindakan aniaya kepada umat muslim misalnya tidak memberikan kebebasan beragama, tidak memberikan kebebasan beribadah dengan tenang dan selalu mengganggu bahkan tidak segan untuk melukai bahkan menghilangkan nyawa. Bolehkah umat muslim boleh memberikan perlawanan dengan memberontak, menganggat senjata atau mengangkat pedang?

Menanggapi hal ini, ia menyatakan jika kita lihat dalam sejarah nabi bahwa apa yang mereka ambil atau tempuh ketika menghadapi situasi yang lebih kurang demikian, penganiayaan yang luar biasa. Yang mereka ambil adalah hijrah atau pindah ke negeri yang lebih memberikan kebebasan dalam berkeyakinan, beribadah, beragama dengan tenang.

“Jadi tidak ada rumusnya seorang muslim atau Islam mengajarkan pemberontakan kepada suatu bangsa yang melakukan penganiayaan yang luar biasa kepada penduduknya, yang diajarkan adalah tempuhlah cara-cara yang terbaik kemudian jika sudah tidak bisa ditempuh lagi maka jalan satu-satunya dan terakhir adalah berpindah atau hijrah ketempat lain yang lebih aman,” jelasnya lagi.

Ia mengimbuhi, inilah ajaran Islam tentang cinta kasih dan juga kesetiaan kepada bangsanya. Artinya selama bangsa itu, negeri itu memberikan kebebasab beragama, berkeyakinan, tidak melakukan tindakan aniaya yang melampaui batas maka umat muslim bisa hidup didalamnya dengan tenang dan memenuhi janji-janjinya terhadap bangsa dan negaranya.

“Akan tetapi jika suatu bangsa atau suatu negara melakukan tindakan aniaya, melakukan suatu tindakan-tindakan yang akan menghilangkan nyawa karena berbeda agama atau sebagainya maka Islam menganjurkan untuk hijrah atau pemberontakan,” pungkasnya.

Penulis: Rio Pratama

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *