Adab Terhadap Seorang Guru

Kabar Utama80 Views

Kabar Damai | Selasa, 05 Juli 2022

Jakarta I Kabardamai.id I Guru menjadi sosok panutan dan teladan bagi siswa dan siswinya di sekolah. Sebagian besar hidupnya diperuntukkan demi menciptakan generasi dengan kemampuan tidak hanya akademik namun juga akhlak dan perilaku yang dilakukan dengan berbagai pendekatan dan proses yang dilakukan.

Begitu besar kiprah dan perjuangan guru terhadap murid-muridnya sehingga menghormati dan menghargai atas dirinya wajib dilakukan. Ini pula yang dujelaskan Ustad Wijayanto dalam kanal Netmediatama.

Ia menuturkan, dalam proses pendidikan maka diatas ilmu harus ada akhlak, karena ketika menuntut ilmu tidak dibarengi dengan adab maka seseorang hanya akan mendapatkan ilmu namun tidak mendapatkan pahala. Walaupun dapat mendengar namun tidak dapat memperoleh keberkahan dari ilmu tersebut.

Semua harus paham tentang tugas mulia guru, karena sebetulnya mendidik anak adalah tugas orang tua. Ini dua sisi yang disatu sisi tidak boleh ada KDRT atau kekerasan didalam ruang pendidikan dan disisi lain orang tua juga harus faham ketika zaman dahulu murid misal dipukul karena berbagai sebab dapat dibenarkan pada zamannya tanpa harus marah.

Baca Juga: Mengenang Tokoh Guru Bangsa: Buya Syafi’i dan Gus Dur

Surah Anisa ayat 9 yang artinya ‘dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraannya). Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar,”.

Tugas orang tua adalah jangan sampai membiarkan anak yang lemah, lemah agamanya, lemah akhlaknya, lemah budi pekerti dan lemah didalam segala hal supaya ia punya kemandirian serta punya keimanan, punya keilmuan yang bagus yang tidak dapat dilakukan oleh orang tua sehingga dititipkan di sekolah.

“Maka, ketika nanti anak tersebut bermasalah maka bukan guru yang ditanyakan mengapa namun orang tualah yang diminta pertanggungjawabannya,” ujarnya.

Perlu disadari agar jangan sampai semena-mena terhadap guru, karena guru sudah mendidik dengan susah. Mendidik anak sendiri saja susah apalagi mendidik anak orang lain dan banyak jumlahnya.

Bagaimana guru menuntun anak memiliki akhlak yang bagus, ketakwaan yang baik sehingga diajarilah di sekolah yang kadang justru tidak sejalan dengan kondisi di rumah. Oleh karenanya, jangan sampai ketika sudah dititipkan dan diamanahkan kepada sekolah justru kemudian tidak baik dalam sikap dan perlakuan.

Terakhir, perlu melakukan dua hal yang sejalan antara pendidikan di sekolah dan di rumah agar menciptakan dampak yang baik selanjutnya.

“Maka sebaiknya ada matching antara pendidikan di rumah dan di sekolah agar sejalan. Bisa dilakukan misal dengan melibatkan orang tua mengajar di sekolah,” pungkasnya.

Penulis: Rio Pratama

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *